Ada yang lain lhooo

Sabtu, 02 Februari 2013

TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN



TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN


Ilmu pengetahuan merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki dalam kehidupan manusia (A. Susanto, 2011: 183). Ilmu pengetahuan akan meng-hasilkan teknologi yang nantinya diterapkan pada masyarakat. Teknologi dalam penerapannya tidak hanya bisa menjadi berkah dan penyelamat bagi manusia, te-tapi juga bisa menjadi bencana. Di sinilah pemanfaatan pengetahuan dan teknolo-gi perlu diperhatikan secara cermat.
Untuk menyelesaikan krisis moral yang diakibatkan oleh ilmu pengetahu-an dan teknologi, diperlukan seorang ilmuwan yang baik sehingga segala tindakan yang dilakukan akan selalu dipikirkan baik-buruknya menurut etika moral (A. Su-santo, 2011: 196). Sikap ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan, yaitu:
1)            golongan yang berpendapat bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik itu secara ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini, ilmuwan hanya menemukan pengetahuan dan terserah orang lain untuk memanfaat-kan temuan itu. Golongan ini ingin melanjutkan tradisi kenetralan ilmu se-cara total, seperti pada masa Galileo;
2)            golongan yang berpendapat bahwa kenetralan ilmu hanya terbatas pada metafisika keilmuan, sedangkan pemanfaatannya harus berlandaskan pada nilai-nilai moral. Golongan ini mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
·         Ilmu secara faktual telah dipergunakan untuk kepentingan yang merusak oleh manusia, buktinya adalah pecahnya dua perang dunia yang meman-faatkan teknologi keilmuan.
·         Ilmu telah berkembang pesat dan makin esoterik sehingga para ilmuwan lebih mengetahui tentang hal-hal yang mungkin terjadi bila ada penya-lahgunaan.
·         Ilmu telah berkembang sedemikian rupa di mana terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling ha-kiki, seperti pada kasus revolusi genetika.
Proses ilmu pengetahuan menjadi teknologi yang dimanfaatkan oleh ma-syarakat tidak terlepas dari peran ilmuwan. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pa-da kepentingan pribadi dan kepentingan umum yang akan membawanya pada per-soalan etika keilmuan. Fungsi ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan keil-muan secara individual, tetapi juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuan-nya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan temuannya kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial se-orang ilmuwan adalah memberikan pandangan yang benar mengenai untung-rugi dan baik-buruk suatu hal sehingga memungkinkan penyelesaian secara objektif.
Dengan kemampuan pengetahuannya, seorang ilmuwan harus dapat me-mengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang selayaknya mereka sadari. Dalam hal ini, berbeda dengan menghadapi masyarakat, ilmuwan yang eli-tis dan esoterik harus berbicara dengan bahasa yang dapat dicerna oleh awam. Untuk itu, ilmuwan tidak hanya mengandalkan pengetahuan dan daya analisisnya, tetapi juga integritas kepribadiannya.
Menurut A. Susanto (2011: 196), ada beberapa sikap yang perlu dimiliki oleh ilmuwan, antara lain:
1)            seorang ilmuwan harus bersikap selektif terhadap segala informasi dan rea-litas yang dihadapinya;
2)            seorang ilmuwan sangat menghargai terhadap segala pendapat yang dikemu-kakan oleh orang lain dan para ilmuwan lainnya, memiliki keyakinan yang kuat terhadap kenyataan maupun terhadap alat indera serta budi, adanya si-kap yang positif terhadap setiap pendapat atau teori terdahulu yang telah memberikan inspirasi bagi terlaksananya penelitian dan pengamatan lebih lanjut;
3)            selain adanya sikap positif, seorang ilmuwan juga memiliki rasa tidak puas terhadap penelitian yang telah dilakukan sehingga ia terdorong untuk terus melakukan riset atau penelitian;
4)            seorang ilmuwan harus memiliki akhlak atau sikap etis yang selalu berke-hendak untuk mengembangkan ilmu guna kebahagiaan manusia, terutama untuk pembangunan bangsa dan negara.
Seorang ilmuwan pada hakikatnya adalah manusia yang biasa berpikir se-cara teratur dan teliti. Seorang ilmuwan tidak menolak atau menerima sesuatu be-gitu saja tanpa pemikiran yang cermat. Di sinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan orang biasa. Kelebihan seorang ilmuwan dalam berpikir secara ter-atur dan cermat inilah yang membuatnya memiliki tanggung jawab sosial. Ia harus berbicara kepada masyarakat sekiranya mengetahui bahwa cara berpikir mereka salah, apa yang membuatnya salah, dan yang lebih penting lagi, apa akibat kesa-lahan itu.
Di bidang etika, tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi mem-beri informasi, melainkan memberi contoh. Ilmuwan tersebut harus tampil di de-pan sembari menunjukkan bagaimana cara bersifat objektif, terbuka, menerima kritikan, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar, dan berani mengakui kesalahan. Sudah menjadi tugas seorang ilmuwan un-tuk menjelaskan hasil penelitiannya sejelas mungkin atas dasar kerasionalan dan metodologi yang tepat.
Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil penelitian atau temuannya dimanfaatkan untuk menindas bangsa lain meskipun yang me-manfaatkan adalah bangsanya sendiri. Sejarah telah mencatat bahwa para ilmu-wan bangkit dan melawan sikap politik pemerintahnya yang menurut anggapan mereka melanggar asas-asas kemanusiaan.
Pengetahuan merupakan kekuasaan yang bisa dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat bagi manusia, tetapi bisa pula disalahgunakan. Untuk itulah tanggung jawab ilmuwan harus dipupuk dan ditempatkan sesuai tempatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar