TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ILMUWAN
Ilmu pengetahuan
merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki dalam kehidupan manusia
(A. Susanto, 2011: 183). Ilmu pengetahuan akan meng-hasilkan teknologi yang nantinya
diterapkan pada masyarakat. Teknologi dalam penerapannya tidak hanya bisa menjadi
berkah dan penyelamat bagi manusia, te-tapi juga bisa menjadi bencana. Di sinilah
pemanfaatan pengetahuan dan teknolo-gi perlu diperhatikan secara cermat.
Untuk menyelesaikan
krisis moral yang diakibatkan oleh ilmu pengetahu-an dan teknologi, diperlukan
seorang ilmuwan yang baik sehingga segala tindakan yang dilakukan akan selalu
dipikirkan baik-buruknya menurut etika moral (A. Su-santo, 2011: 196). Sikap
ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan, yaitu:
1)
golongan yang berpendapat bahwa
ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik itu secara ontologis
maupun aksiologis. Dalam hal ini, ilmuwan hanya menemukan pengetahuan dan
terserah orang lain untuk memanfaat-kan temuan itu. Golongan ini ingin
melanjutkan tradisi kenetralan ilmu se-cara total, seperti pada masa Galileo;
2)
golongan yang berpendapat bahwa
kenetralan ilmu hanya terbatas pada metafisika keilmuan, sedangkan pemanfaatannya
harus berlandaskan pada nilai-nilai moral. Golongan ini mendasarkan pendapatnya
pada beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
·
Ilmu secara faktual telah
dipergunakan untuk kepentingan yang merusak oleh manusia, buktinya adalah
pecahnya dua perang dunia yang meman-faatkan teknologi keilmuan.
·
Ilmu telah berkembang pesat dan
makin esoterik sehingga para ilmuwan lebih mengetahui tentang hal-hal yang
mungkin terjadi bila ada penya-lahgunaan.
·
Ilmu telah berkembang
sedemikian rupa di mana terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah manusia
dan kemanusiaan yang paling ha-kiki, seperti pada kasus revolusi genetika.
Proses ilmu pengetahuan
menjadi teknologi yang dimanfaatkan oleh ma-syarakat tidak terlepas dari peran
ilmuwan. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pa-da kepentingan pribadi dan
kepentingan umum yang akan membawanya pada per-soalan etika keilmuan. Fungsi
ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan keil-muan secara individual, tetapi
juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuan-nya sampai dan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Ilmuwan mempunyai
kewajiban sosial untuk menyampaikan temuannya kepada masyarakat dalam bahasa
yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial se-orang ilmuwan adalah memberikan pandangan
yang benar mengenai untung-rugi dan baik-buruk suatu hal sehingga memungkinkan penyelesaian
secara objektif.
Dengan kemampuan
pengetahuannya, seorang ilmuwan harus dapat me-mengaruhi opini masyarakat
terhadap masalah-masalah yang selayaknya mereka sadari. Dalam hal ini, berbeda
dengan menghadapi masyarakat, ilmuwan yang eli-tis dan esoterik harus berbicara
dengan bahasa yang dapat dicerna oleh awam. Untuk itu, ilmuwan tidak hanya
mengandalkan pengetahuan dan daya analisisnya, tetapi juga integritas
kepribadiannya.
Menurut A. Susanto (2011:
196), ada beberapa sikap yang perlu dimiliki oleh ilmuwan, antara lain:
1)
seorang ilmuwan harus bersikap
selektif terhadap segala informasi dan rea-litas yang dihadapinya;
2)
seorang ilmuwan sangat
menghargai terhadap segala pendapat yang dikemu-kakan oleh orang lain dan para
ilmuwan lainnya, memiliki keyakinan yang kuat terhadap kenyataan maupun
terhadap alat indera serta budi, adanya si-kap yang positif terhadap setiap
pendapat atau teori terdahulu yang telah memberikan inspirasi bagi
terlaksananya penelitian dan pengamatan lebih lanjut;
3)
selain adanya sikap positif,
seorang ilmuwan juga memiliki rasa tidak puas terhadap penelitian yang telah
dilakukan sehingga ia terdorong untuk terus melakukan riset atau penelitian;
4)
seorang ilmuwan harus memiliki
akhlak atau sikap etis yang selalu berke-hendak untuk mengembangkan ilmu guna
kebahagiaan manusia, terutama untuk pembangunan bangsa dan negara.
Seorang ilmuwan pada
hakikatnya adalah manusia yang biasa berpikir se-cara teratur dan teliti.
Seorang ilmuwan tidak menolak atau menerima sesuatu be-gitu saja tanpa
pemikiran yang cermat. Di sinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan orang
biasa. Kelebihan seorang ilmuwan dalam berpikir secara ter-atur dan cermat
inilah yang membuatnya memiliki tanggung jawab sosial. Ia harus berbicara
kepada masyarakat sekiranya mengetahui bahwa cara berpikir mereka salah, apa
yang membuatnya salah, dan yang lebih penting lagi, apa akibat kesa-lahan itu.
Di bidang etika, tanggung
jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi mem-beri informasi, melainkan memberi
contoh. Ilmuwan tersebut harus tampil di de-pan sembari menunjukkan bagaimana
cara bersifat objektif, terbuka, menerima kritikan, menerima pendapat orang
lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar, dan berani mengakui kesalahan.
Sudah menjadi tugas seorang ilmuwan un-tuk menjelaskan hasil penelitiannya sejelas
mungkin atas dasar kerasionalan dan metodologi yang tepat.
Seorang ilmuwan secara
moral tidak akan membiarkan hasil penelitian atau temuannya dimanfaatkan untuk
menindas bangsa lain meskipun yang me-manfaatkan adalah bangsanya sendiri.
Sejarah telah mencatat bahwa para ilmu-wan bangkit dan melawan sikap politik
pemerintahnya yang menurut anggapan mereka melanggar asas-asas kemanusiaan.
Pengetahuan merupakan
kekuasaan yang bisa dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat bagi manusia, tetapi bisa
pula disalahgunakan. Untuk itulah tanggung jawab ilmuwan harus dipupuk dan ditempatkan
sesuai tempatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar