Ada yang lain lhooo

Selasa, 05 Februari 2013

APRESIASI PROSA FIKSI 3


Keunikan tokoh Kugy dalam novel Perahu Kertas karya Dewi ‘dee’ Lestari

Tokoh dan penokohan erat kaitannya dengan salah satu unsur pengembang karya sastra. Tokoh dan penokohan bisa terjadi pada alur, setting atau latar, sudut pandang. Tokoh dan penokohan merupakan salah satu cara dari pengarang untuk mengembangkan sebuah karya sastra. Dengan adanya tokoh dan penokohan, cerita akan lebih menarik perhatian. Terlebih jika tokoh tersebut merupakan tokoh yang memiliki keunikan tersendiri merupakan hal lain yang dapat menarik minat pembaca.
Yang dimaksud tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Istilah watak digunakan dengan arti tabiat, sifat kepribadian (Sudjiman. 1991;16)
Sehingga tokoh ialah sosok yang digambarkan oleh penulis sebagai orang yang mengalami peristiwa dan yang menjalankan cerita. Selain itu, tokoh juga diibaratkan sebagai manusia yang sesungguhnya yang memiliki watak, karakter, kepribadian. Dengan kata lain, tokoh adalah perwujudan lain dari pandangan penulis yang dia tuliskan dan di-imajinasikan ke dalam sebuah cerita fiksi.
Tokoh memiliki karakter, kepribadian yang disebut dalam kajian prosa fiksi sebagai penokohan. Penokohan tidak hanya tertuju kepada tokoh antagonis dan prontagonis, tokoh baik dan tokoh jahat. Namun penokohan juga bisa sebagai pemberi ciri dan warna pada tokoh tersebut. Bisa digambarkan dengan kelakuan yang konyol, unik, nyleneh , dan lain sebagainya.
Semua unsur cerita rekaan, termasuk tokohnya, bersifat rekaan semata-mata. Tokoh di dalam dunia nyata tidak ada. Boleh jadi kemiripannya dengan individu tertentu di dalam hidup ini; artinya, ia memiliki sifat-sifat yang sama dengan seseorang yang kita kenal di dalam hidup kita. Memang, hal itu dilakukan agar dapat diterima oleh pembaca. Dalam makalah ini akan dibahas tentang keunikan tokoh yang terdapat pada cerita fiksi berjudul Perahu Kertas karya Dewi Lestari.

B. Pembahasan
“Cewek bertubuh mungil itu tak henti-hentinya bergerak, berjingkat, kadang melompat, bahkan kakinya menendangi udara. Padahal kegiatannya hanyalah mengemas buku ke dalam dus, tapi dia memutuskan untuk mengombinasikannya
dengan berjoget.” (narasi halaman 4)

“Kupingnya tersumbat earphone yang mengumandangkan musik new wave koleksi abangnya. Dia baru lulus SMA sebulan yang lalu, tapi selera musiknya sama dengan anak SMA lima belas tahun yang lalu. Semua orang selalu bilang,
yang namanya Kugy itu luarannya doang up-to-date, tapi dalamannya out-of-date. Yang dikatai malah cuek cenderung bangga. Kugy tetap bersikeras bahwa musik tahun ’80, terkecuali fashion-nya, sangat keren dan genius.” (narasi halaman 4)

“Karma-karma-karma-karma-karma Chameleon ... you come and go ... you come and gooo ...” Kugy mengipas-ngipas sebuah buku sambil menandak-nandak. Ia berusaha keras tidak melihat cermin karena kelebatan bayangannya saja sudah membuat ia ingin terpingkal-pingkal. Jelek banget, decaknya. Terkagum-kagum sendiri” (dialog monolog halaman 5)

Dimulai dari pengarang memperkenalkan sosok atau tokoh utama dalam novel Dewi Lestari yaitu seorang yang bernama Kugy. Dia merupakan anak yang cuek, simpel, aktif, dan terkadang tidak masuk akal. Dari penggalan narasi di atas kita akan mengetahui jika Kugi  adalah orang yang out-of-date.

“Keshia ikut menengok ke ibunya dengan tatapan putus asa, “Tuh, kan, Ma? Dia aneh banget, kan?” (dialog halaman 5)

Bagaimana sosok seorang Kugy yang digambarkan dengan tampilan dan penokohan yang aneh seperti yang terdapat pada penggalan cerita di atas.

“Pilihannya mengambil jurusan Sastra adalah buah dari cita-citanya yang ingin jadi penulis dongeng. Pilihannya kuliah di kota lain adalah buah dari khayalannya untuk hidup mandiri. Di luar dari perilakunya yang serba spontan, Kugy merencanakan dengan matang perjalanan hidupnya. Ia tahu alasan di balik semua langkahnya, dan benar-benar serius menangani impiannya.” (narasi halaman 8-9)

Narasi di atas menceritakan alasan Kugy memilih jurusan sastra, yaitu ingin menjadi seorang penulis dongeng. Sebuah cita-cita yang terdengar aneh, namun itulah Kugy dengan segala keanehannya.

Keanehan lain dari sosok Kugy ialah dia merasa sebagai agen dewa neptunus yang diutus untuk menyampaikan segala pesan yang ada untuk disampaikan kepada Neptunus. Maka dari itu, paham yang diyakininya sejak dia masih kecil berlanjut hingga saat ini. Menghanyutkan perahu kertas di aliran air manapun. Karena ia yakin, air dari manapun akhirnya akan ke laut.

“memberi tahu bahwa zodiak Kugy adalah Aquarius. Simbolnya air. Kugy kecil lalu berkhayal dirinya adalah anak buah Dewa Neptunus yang diutus untuk tinggal di daratan. Seperti mata-mata yang rutin melapor ke markas besar, Kugy percaya bahwa ia harus menulis surat untuk Neptunus dan melaporkan apa saja yang terjadi dalam hidupnya” (narasi halaman 13)

“Air sungai bakal sampai ke laut?”
Karel mengangguk.
“Air empang bakal sampai ke laut?”
Karel mengangguk lagi.
“Air selokan bakal sampai ke laut?”
Karel masih mengangguk. (dialog halaman 13)

C. Kesimpulan
Cerita yang berakhir dengan pertemuan antara Kugy dan Keenan tidak terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi. Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah ke mana. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
Cerita dengan kekhasan bergaya anak muda ini memang menarik untuk dibaca berulang-ulang. Karena bahasa yang digunakanpun tidak terlalu berat seperti kebanyakan cerita fiksi pada zaman dahulu. Selain itu tentang penggambaran tokoh-tokohnya yang unik dan lucu menambah daya tarik tersendiri dari buku ini.
























Sudjiman, P. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta.
Lestari, D. 1999. Perahu Kertas. Jakarta. PT Bentang Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar